Bawang putih salah satu bumbu dapur yang beraroma menyengat.
Tak hanya menyedapkan masakan, bawang putih juga bisa dimanfaatkan sebagai obat tradisional, karena mengandung banyak nutrisi.
Mengutip dari laman United States National Library of Medicine, bawang putih bermanfaat sebagai obat terapeutik dan meningkatkan stamina.
Bawang putih mengandung protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, zat besi, magnesium, fosfor, mangan, vitamin B6, vitamin C, selenium dan kalium.
Bawang putih juga mengandung senyawa yang berfungsi sebagai antioksidan, antibakteri, antikanker, dan antiradang.
Mengutip Healthline, beberapa manfaat mengonsumsi bawang putih di antaranya, yaitu: Suplemen bawang putih memiliki dampak signifikan mengurangi tekanan darah orang yang hipertensi.
Penelitian lain menyebutkan 600 miligram hingga 1.500 miligram ekstrak bawang putih ranum sama efektifnya dengan obat Atenolol dalam mengurangi tekanan darah selama periode 24 pekan.
Bawang putih mengandung antioksidan untuk mekanisme perlindungan tubuh terhadap kerusakan oksidatif.
Suplemen bawang putih dengan dosis tinggi terbukti meningkatkan enzim antioksidan manusia secara signifikan mengurangi stres oksidatif sehingga mengurangi risiko penyakit Alzheimer dan Demensia.
Senyawa bawang putih terbukti melindungi tubuh terhadap kerusakan organ dari toksisitas logam berat.
Healthline merujuk riset yang dilakukan selama 4 pekan terhadap pekerja di pabrik aki mobil yang memiliki paparan logam berat yang berlebihan.
Laporan riset menemukan, bawang putih mengurangi kadar logam berat dalam darah sebesar 19 persen.
Bawang putih memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan tulang dengan meningkatkan kadar estrogen wanita.
Dosis harian ekstrak bawang putih kering –setara 2 gram bawang putih mentah– secara signifikan menurunkan penanda kekurangan estrogen.
Bawang putih meningkatkan kekebalan tubuh yang bermanfaat mencegah flu.
Orang yang terbiasa mengonsumsi bawang putih jarang mengalami flu dan lebih cepat sembuh ketika mengalami flu.
Itu jika dibandingkan orang yang tidak mengonsumsinya.
WINDA OKTAVIA Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.