Kelesuan pariwisata di Yogyakarta berangsur sirna.
Sejumlah destinasi wisata mulai ramai pengunjung meski masa libur panjang telah usai.
Aktivitas di desa wisata juga menggeliat dengan menerima kunjungan wisatawan secara berkala.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Suparmono mengatakan, desa-desa wisata tetap ramai pengunjung meski masa libur panjang telah lewat.
Masa libur panjang yang dia maksud adalah libur lebaran, libur Hari Raya Waisak, libur peringatan Isa Al Masih, hingga libur Hari Pancasila pada 1 Juni 2022 nanti.
“Sepanjang pekan ini, jumlah wisatawan yang berlibur ke desa wisata sudah merata atau tidak pada desa wisata tertentu saja,” kata Suparmono pada Minggu, 29 Mei 2022.
Saat libur lebaran sampai pertengahan Mei 2022, menurut dia, hanya segelintir desa wisata yang banjir kunjungan, yakni lebih dari 1.000 wisatawan dalam sepekan.
Desa wisata favorit wisatawan antara lain Pulesari, Pentingsari, Garongan, Grogol, Rumah Dome, dan Dewa Bromo.
Kini, desa wisata yang sebelumnya sepi pengunjung, kini mulai ramai.
Misalkan Desa Wisata Pancoh dan Desa Wisata Lembah Sempor yang pekan ini disambangi 250-an wisatawan.
Ada pula Desa Wisata Kampung Satwa Moyudan, Desa Wisata Tanjung Sleman, dan Desa Wisata Sukunan Gamping yang dikunjungi lebih dari 150-an wisatawan.
Kendati jumlah pengunjungnya belum mencapai ribuan orang, namun sebagian besar yang datang mengambil paket menginap, sehingga lebih banyak menghabiskan waktu dan belanja di desa wisata tersebut.
Suparmono melanjutkan, kian meratanya jumlah kunjungan ke desa-desa wisata di Kabupaten Sleman ini menjadi angin segar bagi pemulihan ekonomi masyarakat akibat pandemi Covid-19.
“Yang harus terus diterapkan adalah protokol kesehatan dan tetap memperhatikan daya tampung,” kata dia.
Wisatawan wajib memakai masker, terutama saat berada di dalam ruangan, dan pengelola destinasi wisata menyediakan sarana untuk menjalankan protokol kesehatan, seperti tempat mencuci tangan dan mengatur agar tidak terjadi kerumunan.
Suparmono menambahkan, pengelola destinasi wisata juga boleh menggelar atraksi asalkan tetap mematuhi aturan demi keamanan dan kenyamanan bersama.
Kepala Seksi Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan, Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Muhari mengatakan, beberapa desa wisata sudah menambah atraksi untuk menarik minat wisatawan.
Contohnya Desa Wisata Pancoh yang menambah kapasitas tempat makan dan menawarkan paket menjelajah pedesaan menggunakan kendaraan VW Safari.
Desa Wisata Garongan juga menambah unit layanan tempat minum kopi dan bersantai dengan pengalaman yang berbeda bagi wisatawan.